WALAU basic pendidikannya bukan dari sekolah pertanian, karena hanya lulusan SMA, tetapi Pipin A.Apilin kini termasuk sosok petani sukses di Kab.Ciamis.Bahkan, ia menjadi ‘bapaknya para petani dan anggota kelompok tani’ di Desa Cibeureum dan desa lain di wilayah Kec.Sukamantri.
Betapa tidak! Karena setiap hari, ada saja petani dan anggota kelompok tani yang berkunjung ke rumahnya atau sekretariat Gapoktan Karangsari, sekedar berkonsultasi seputar dunia pertanian mulai dari belajar usahatani hingga informasi harga dan pemasaran. Maklum saja, banyak di antara petani berusia muda merupakan asuhannya tersebar di tiap desa di wilayah Kec.Sukamantri.
“Pada awalnya, saya merekrut para pemuda penganggur untuk masuk Kelompok Taruna Tani, yang kemudian dididik agar menjadi petani unggul. Karena saya melihat, sektor pertanian palawija di wilayah Sukamantri cukup potensial untuk dikembangkan, sementara banyak pemuda yang nganggur tidak punya pekerjaan.”ujar Kang Pipin, panggilan akrabnya.
Setelah ditempa dengan ilmu pengetahuan tentang pertanian di Kelompok Taruna Tani Karangsari, menurut Kang Pipin, ternyata para pemuda pengangguran itu ada kemauan untuk maju dan mereka merasa tidak malu bila harus menjadi petani.Bahkan, kini banyak petani muda yang ‘unggul’ sukses.
“Dalam mendidik para petani, saya biasanya menerapkan metode pembelajaran yang mudah dipahami, yakni 20 persen teori dan 80 persen praktek di lapangan.”kata Ketua KTNA dan HKTI Kec.Sukamantri ini, sekaligus Ketua Gapoktan Karangsari dan Ketua P4S (Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya).
Pipin mengatakan, bahwa ada beberapa produk unggulan pertanian di wilayah Kec.Sukamantri yang dikedepankan misalnya seperti cabai, strobery, buncis, semangka, sereh wangi, ganyong, kopi dan teh. Selain pertanian, produk lain seperti peternakan dan perikanan tak kalah potensial.
“Namun, produk pertanian yang paling unggul dan berkualitas di sini, adalah cabe merah dengan luas areal sekitar 60 hektar. Setiap hari, sekitar 2-5 ton produk cabe merah dari Sukamantri dipasarkan ke Jabodetabek, terutama Pasar Kramat Jati,”tuturnya.
Selain itu, banyak yang menimba ilmu pertanian dari Kang Pipin terutama melalui P4S berasal dari kalangan pendidikan, baik pelajar SMK Pertanian maupun mahasiswa, serta lembaga lainnya. Selama ini, P4S boleh dikatakan sebagai tempat untuk magang kalangan tertentu diluar petani yang dikelola oleh para penyuluh sukarelawan, karena tidak ada petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) yang berstatus PNS. Artinya, PPL di P4S murni para petani (swakarya) asuhannya yang telah terdidik di bidang pertanian.
Walau begitu, selama ini Pipin selalu konsultasi pula dengan tenaga ahli/penyuluh pertanian di BP3K Model Sukamantri pimpinan Itang S.PKP. Maklum, dia pun awalnya menimba ilmu pertanian dari BP3K Model Sukamantri yang telah banyak melahirkan pelaku utama dan pelaku usaha pertanian di kecamatan ini.
“Saat ini saja ada 40 siswa SMK Pertanian Ciamis yang magang di P4S untuk menambah ilmu pengetahuan.Juga sering kunjungi mahasiswa IPB Bogor.Apalagi kini menjalin kerjasama dengan BBPP Lembang terutama untuk memberikan ilmu pengetahuan kepada para petani di sini,”jelas Kang Pipin.
Pipin A.Apilin pun menceritakan awal mula menggeluti dunia pertanian sejak tahun 1996 itu, yakni setelah bosan merantau di Bandung dan ketika pulang ke kampung halamannya, dia melihat potensi pertanian di wilayah Sukamantri.”Saya belajar pertanian dari nol,”katanya.
Setelah melihat peluang yang besar dan dunia pertanian dapat memberikan harapan, kemudian dia merekrut para pemuda pengangguran di desanya untuk berusahatani lewat Kelompok Taruna Tani, hingga akhirnya menjadikan mereka menjadi petani muda yang unggul.
“Untuk menambah ilmu pengatahuan maupun wawasan yang luas di bidang pertanian, saya senantiasa mengajak para petani, anggota kelompok tani atau anggota Taruna Tani melakukan studi banding ke berbagai daerah yang berhasil mengembangkan usahatani, misalnya ke Brebes,Tegal, Lembang, Bogor dan kota lainnya.”tutur Kang Pipin mengakhiri obrolan. (REDI MULYADI)****